Semarang jadi tujuan long wiken kami kali ini. 3 hari 2 malem aja sih, so hari Selasanya kan si papa masih bisa nyantai-nyantai main dengan si kecil atau jalan2 berdua dengan sang istri tercinta waktu si kecil tidur, asik gak tuh ? hehehheheeee
Kita nginep di hotel Novotel yang terletak di jl Pemuda, cukup strategis, gak jauh dari Lawang Sewu, kota Tua, Simpang Lima, supermarket or mall, Resto De Koning dan Cafe Wiji n pastinya dikelilingi tempat makan laennya.
Sampai di Semarang pas waktu makan siang. Rencananya cuman jalan2 yang gak jauh2 dari hotel. So istirahat di kamar sebentar, kasih mamam Tole n skitar jam 2 berangkatlah kami ke Resto De Koning untuk menenangkan cacing di perut kami berdua yang sudah pada berontak karena kelaparan. Walaupun yang direkomendasikan di resto in adalah makanan eropanya, tapi udara Semarang yang cukup panas (terasa banget karena kita emang jalan kaki), gak menggugah selera saya n suami tuk menjejal kelezatan masakan Londo itu. Tapi begitu liat menunya si Cafe Wiji, specialis dishert dari coklat Belgium, air liur kami menetes, membayangkan lelehan coklat hitam di atas brownies, hot chocolate sperti di ANGELINA di rue de Rivoli, metro : CONCORDE or TULLERIES - tuk temen2 yang ada rencana jalan2 di Paris, kudu banget nyobain cafe ANGELINA, dijamin merem melek (FYI, I'm a chocolate lover guys). Yah, rasanya gak setop di ANGELINA, tapi tuk saya ini hot chocolate terenak yang pernah saya cicipin di Indonesia.
Makan malam di hari pertama liburan kami ini cuman di resto hotel aja, grilled lobster dengan saus mentega dan lemon jadi menu utama kami.
Hari kedua. Lawang Sewu (akan saya critakan di postingan special), Kota Tua, Restoran Ikan Bakar Cianjur n kuil Sam Poo Kong. Kami ber3 seneng banget jalan2 di kota tua ini, lebih terawat dari kota tua-nya Jakarta. Apalagi kalo dilengkapi dengan trotoar yang lebih bagus lagi, bikin pejalan kaki seperti kami ini merasa puas. Menurut saya, ide yang bagus untuk memfungsikan kembali bangunan2 tua itu untuk dijadikan galeri, kantor atau restoran. Selain kekokohan bangunan tersebut, arsitektur bangunan model Belanda ini juga membuat daya tarik sendiri. Contohnya resto Ikan Bakar Cianjur ini, rasanya sih standar alias biasa saja, tapi dengan dekorasi n arsitektur bangunannya membuat wisatawan (paling tidak) memilih tempat makan ini.
Kuil Sam Poo Kong ini terletak 3,5 km dari hotel kami. So kami tempuh dengan taksi mengingat kaki kami sudah mulai sedikit capek dan si Tolepun kepanasan. Takjub dengan arsitektur kuil ini, sayang gak bisa masuk ke dalam kuil untuk melihat lebih detil dekorasi kuil ini. Hanya orang yang bersembahyang saja yang boleh masuk, sedangkan jalur wisata-nya sedang ditutup, tidak jelas karena apa.
Makan malam hari kedua ini, kita pilih masakan fast food ala Jawa, yaitu Nglaras Rasa yang adanya di jl MH Thamrin, 1,5 km dari hotel. Kenapa juga fast food ? Maksudnya dah siap saji aka udah mateng smua gitu, jadi kita tinggal pilih ajah. Cukup enak kok, gudeg n sambel goreng kreceknya jadi menu favoritku. Tolepun tenang, apalagi ada tempat mainan tuk anak juga.
Hari ketiga. Beli oleh2 di jl Pandanaran yang cuman 1 km dari hotel. Bandeng presto ? Pasti dong, itu kan khas banget dari Semarang. Di sepanjang jalan ini, berjejer toko yang ngejual oleh2 khas Semarang, ups, khas Yogya juga ada deh, kayak Bakpia Patok misalnya. Toko yang direkomendasikan tuk membeli bandeng presto namanya Istana Djoe. Puas membeli buah tangan khas kota ini.. Tuk makan siang kali ini berhubung kita gak terlalu laper, diputusin makan di Toko Oen yang terletak di jl Pemuda juga, gak jauh dari resto De Koning dan cafe Wiji. Dekorasinya tidak berubah sejak 70 taun lalu (kalo gak salah), furniturenya pun juga model tempo doeloe. Kue2 kering dan roti2 yang biasa disajikan di saat lebaran or natalan seperti : kue semprit, kaastengel, kue satu, lidah kucing, dll, memenuhi toples2 model lama yang ditaruh di atas buffet kaca. Telponnya masih telpon lama, Kaca patri kliatan masih utuh, so mbikin resto ini punya daya tarik tersendiri. Tapi sayang, kipas angin yang berada di langit2, tidak ada satupun yang berfungsi, jadi hawa panas terperangkap di dalam dan membuat baju kami basah kuyup (betulan lho, bukan hiperbola). Untunglah 2 kipas andalan yang selalu mengisi tas saya tidak ketinggalan, jadilah mereka itu penyelamat kami. Berkat kedua kipas ini jugalah si ananda tidak rewel selama acara jalan kaki di Semarang ini. Tahu campur dan lumpia Semarang yang cukup enak jadi sasaran saya tuk siang itu. Asik juga makan sambil membayangkan gimana rasanya berada di tempo doeloe.
Alhamdulillah Tole gak rewel selama di Semarang walau udara terasa cukup menyengat. Nafsu makannya emang berkurang lumayan, dia gak pernah habisin makanannya. Pastinya karena udara panas yah. Untungnya dia gak kehilangan seleranya tuk makan keju n buah apel n jeruk, kan seger tuh, banyak airnya. Cuman nenennya, aduh mana tahaaaaaaannnnnnnnnnnnn, srup srup .. kuat benerrrrrrrrrr Untung gak ngerepotin, tinggal buka kancing, bermodal syal, beres deh !
Kesimpulannya, long wiken kita ini menyenangkan. Smoga ada rejeki n sehat terus, biar bisa ngunjungin kota2 lain di Indo yang gak kalah menariknya tuk dikunjungin.