Setelah lebih dari setahun ini kepingin pergi ke Losar Coffee Plantation and Spa yang terletak di daerah Magelang, kira2 1,5 jam dari Semarang/Yogya dan 2 jam dari Solo, akhirnya keluarga kami kesampean juga nikmatin suasana yang damai, bebas polusi, bebas stress selama long wiken kemarin. Puas, seneng, semua orang enjoy n hepi. Udaranya kalau malam cukup sejuk dan siangpun kalau toh matahari cukup menyengat, tapi banyak angin sepoi2. Pohon jengkol, akasia, duren, pete, dkk banyak ditemukan di kawasan hotel ini.
Perkebunan kopi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Adapun villa2nya berupa bangunan rumah joglo asli yang dipindahkan ke perkebunan kopi itu oleh pemilik pertamanya. n dalamnya mengusung sentuhan Jawa dan juga Eropa (lantai dan bath tub dan wastafel di kamar mandi). Saya dan suami yang emang seleranya, "Jawa" langsung jatuh cinta dengan villa2 dan bangunan lainnya yang ada juga bernuansa kental Belanda. Kesan kuno dan kusam jauh sekali karena memang bangunan dan seisinya cukup terawat. Hotel inipun mendukung program, "kembali ke alam dan organik". Penggunaan air untuk mandi misalnya, tuk type villa kami tidak boleh lebih dari 180 L per hari. Tuk perawatan semua tanaman di sana juga tidak menggunakan pestisida sama sekali dan pupuknyapun adalah jenis kompos yang mereka buat sendiri. Jadi restorannyapun juga menyajikan makanan organik dari kebun sendiri. Pilihan dan rasa makanan di restonya OK sekali walaupun tidak bisa dikatakan murah. Palagi air minum, lumayan juga harganya, 20 ribu ++ tuk AQUA yang di botol beling itu, jadi lebih baik beli air minum dari luar, secara air itu kan pasti butuhnya banyak gitu, palagi saya yang emang tukang minum.
Monggo tuk temen2 yang mo liat kayak apa sih Losari Coffee Plantation and spa itu. Kali2 bisa aja bisa dijadiin referensi tuk pergi ke sana. Kalo mo gak nginep juga ok lho, kita bisa pergi ke sana tuk ngopi2 juga. Dijamin gak nyesel deh .....
Let's the pictures talkPerkebunan kopi ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Adapun villa2nya berupa bangunan rumah joglo asli yang dipindahkan ke perkebunan kopi itu oleh pemilik pertamanya. n dalamnya mengusung sentuhan Jawa dan juga Eropa (lantai dan bath tub dan wastafel di kamar mandi). Saya dan suami yang emang seleranya, "Jawa" langsung jatuh cinta dengan villa2 dan bangunan lainnya yang ada juga bernuansa kental Belanda. Kesan kuno dan kusam jauh sekali karena memang bangunan dan seisinya cukup terawat. Hotel inipun mendukung program, "kembali ke alam dan organik". Penggunaan air untuk mandi misalnya, tuk type villa kami tidak boleh lebih dari 180 L per hari. Tuk perawatan semua tanaman di sana juga tidak menggunakan pestisida sama sekali dan pupuknyapun adalah jenis kompos yang mereka buat sendiri. Jadi restorannyapun juga menyajikan makanan organik dari kebun sendiri. Pilihan dan rasa makanan di restonya OK sekali walaupun tidak bisa dikatakan murah. Palagi air minum, lumayan juga harganya, 20 ribu ++ tuk AQUA yang di botol beling itu, jadi lebih baik beli air minum dari luar, secara air itu kan pasti butuhnya banyak gitu, palagi saya yang emang tukang minum.
Monggo tuk temen2 yang mo liat kayak apa sih Losari Coffee Plantation and spa itu. Kali2 bisa aja bisa dijadiin referensi tuk pergi ke sana. Kalo mo gak nginep juga ok lho, kita bisa pergi ke sana tuk ngopi2 juga. Dijamin gak nyesel deh .....
Bangunan asli yang memang sudah ada di sana sejak dulu, biasa dikenal dengan "coffee house", tempat para tamu bisa menikmati kue2, teh, kopi, wedang jahe dan jamu di sore hari.
Pemandangan di depan coffee house yang kalau udah sore, kliatan cantik banget dengan cahaya lampu gantung yang bertebaran di mana-mana, romantis lah critanya
Salah satu sisi beranda di coffee house. Kursi goyangnya bikin saya bernostalgia dengan kursi mbah saya di kampung. Tuh kan, jadi pengen punya itu kursi di apartemen juga jadinya
Reception, yang bangunannya sendiri dulunya adalah stasiun kereta di Ambarawa. Lampunya bikin saya ngiler2 nih
Catur raksasa yang terletak di sebelah coffee house dan tempat main bilyard dan bar, serta teras yang menjadi tempat fave buat sebagian pengunjung membaca koran di pagi hari
Lampu gantung yang menghiasi seluruh penjuru hotel ini. Tole tertarik banget ama aktifitas salah seorang karyawan di sana tuk nyalain lampu2 ini dan ternyata lampu ini tidak menggunakan minyak tanah, melainkan minyak kelapa sebagai media apinya. Bagus juga idenya, ramah lingkungan kan ?
Pemandangan dari restoran
Hasil jepretan Tole yang kebetulan emang lagi seneng banget moto2, kadang hasilnya mayan aka gak goyang, fokus sama objek
Penampakan villa kami
Kamar mandinya yang saya cukup suka, bath tub yang terbuat dari "copper" (gak tau bahasa indonesianya), dicampur dengan bebatuan dan seluruh lantai di villa ini adalah lantai dari jaman bahela dan dilukis dengan tangan.
Kegiatan yang dibikin di sana :
Kegiatan yang dibikin di sana :
Jalan2 di kebun kopi. Ada 4 jenis kopi yang ditanam di sana, arabica, robusta, andong sari (kopi jawa) dan excelsa. Ilmu baru juga nih tuk saya ....
Seperangkat gamelan yang tentunya mengundang 2 jagoan cilik saya untuk "ngamen"
Liat domba2 di kandangnya sekalian juga liat taneman2 kayak taneman buncis, labu parang, jamur, terong, dll. Pertama kalinya juga tuk saya n suami liat taneman2 itu. Tole yang katanya mo kasih rumput ke si domba, ternyata gitu nyampe di kandangnya gak mau, jijik katanya, hihihih
Seperangkat gamelan yang tentunya mengundang 2 jagoan cilik saya untuk "ngamen"
Tole yang seneng banget dapet kesempatan 2 kali tuk jalan2 dengan mobil golf ini (saya suruh dia tuk minta sama petugas di sana langsung n ternyata si mas kecil berani, pinter deh anak maman ....)
Pangeran saya yang ternyata cukup handal tuk nggiling kopi, hasil gilingannya dikasih ke Tole tuk dibawa pulang. Wuih, bangganya si Tole